x`

COVID-19 Response

Kemunculan pandemi COVID-19 menggoyang sendi kehidupan di lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia. Sayangnya, sistem kesehatan nasional tidak cukup kuat merespon keganasan virus SARS-CoV-2. Prioritas pembuat kebijakan yang kerap berseberangan dengan bukti ilmiah dan rekomendasi pakar kesehatan menimbulkan konsekuensi yang fatal: jumlah tes dan lacak kasus stagnan dan belum memenuhi standar WHO, rasio fatalitas kasus lebih tinggi dibanding rasio fatalitas kasus dunia, tingginya angka kematian tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, serta rasio okupansi kasur yang melonjak di rumah sakit rujukan.

Kami menerjemahkan kegagapan pemerintah di masa pandemi sebagai kesempatan untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 di masyarakat. Kami berkolaborasi dengan organisasi, komunitas dan pakar ahli dalam menjawab keresahan dan pertanyaan masyarakat.

Di samping itu, kami kembali pada inti intervensi kesehatan yang kami jalankan sejak 8 tahun yang lalu, yaitu memperkuat penanganan COVID-19 pada unit kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, Puskesmas. Sekitar 6.900 tenaga Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP) mengikuti rangkaian kelas online yang kami selenggarakan bersama dengan jejaring mitra seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan banyak lagi.

Selain penyelenggaraan Kelas Online, CISDI juga mereaktivasi Pencerah Nusantara untuk mendampingi 8 Puskesmas di kawasan dengan kasus COVID-19 tinggi di Jakarta dan Bandung.

Sebagai bentuk kepedulian kami pada tenaga kesehatan yang bertugas selama pandemi, kami melakukan kampanye fundraising untuk memastikan tenaga kesehatan mendapat APD dan fasilitas tes yang cukup. Anda juga bisa berdonasi di sini.